Ada beberapa klasifikasi bisnis ritel
Klasifikasi Bisnis Ritel :
1.Perdagangan Eceran Besar
- Specialty store
- Department store
- Supermarket
- Discount house
- Hypermarket
- General store
- Chain store
2. Perdagangan Eceran Kecil
Berpangkalan Tetap
- Kios
- Depot
- Warung
Tidak tetap
- Kaki lima
- Pasar sore
- Pasar mambo
Pakai alat
- Roda dorong
- Pedati
- Alat pikul
Jenis-jenis Bisnis Ritel
- Toko Independent – Memiliki kebebasan dalam menentukan aturan jam buka toko sehingga memungkinkan toko untuk beroperasi sampai larut malam di hari minggu atau hari libur. – Lokasinya mudah dijangkau konsumen, dan adanya kedekatan secara emosional dengan pelanggan.
- Koperasi – Bagian pasar koperasi kurang berkembang: (1) Kendala dalam manajemen yang timbul dari sasaran yang tidak jelas dan tidak komersial (2) Ketidakmampuan untuk menarik, melatih, dan mempertahankan manajemen yang baik (3) Keterbatasan dalam memperoleh modal dari luar.
3. Penjualan melalui Pos – Berkembang pada tahun 1950-an dan 1960-an: (1) Kemudahan berbelanja tanpa meninggalkan rumah (2) Kemudahan agen dalam memperoleh penghasilan tambahan (3) Kredit yang mudah (4) Pilihan produk yang luas (5) Pengiriman tanpa biaya tambahan
4. Toko Serbaneka – Toko dengan luas tepat penjualan di atas 35000 kaki persegi pada lebih dari satu lantai, dan menjual sekurang-kurangnya lima jenis barang dagangan termasuk pakaian wanita degnan pengelompokan menurut bagiannya.
Klasifikasi Retailing
Schoell (1990) mengklasifikasikan:
} bentuk kepemilikan
} struktur operasional
} orientasi harga dan pelayanan
} barang dagangan yang ditawarkan
} di mana peritel menjual barang dagangannya
BENTUK KEPEMILIKAN
Kepemilikan bisa berupa sewa beli, kerja sama, atau perusahaan.
Di antara bentuk kepemilikan adalah Consumer Cooperatives (coops), di mana customer yang juga bertindak sebagai investor (customer-investors) akan menerima bunga atas investasi yang dilakukannya, dan setiap orang memiliki hak untuk keluar dari keanggotaan tersebut.
STRUKTUR OPRASIONAL
} Sebuah usaha ritel bisa dijalankan sebagai: – Usaha peritel yang mandiri (retail independent)
} Jaringan ritel
} Suatu bentuk usaha ritel yang memiliki dua atau lebih ritel yang relatif sama, dengan salah satu toko seabgai sentralnya
} Sebuah usaha ritel bisa dijalankan sebagai:
Asosiasi independent retailer
} Seseorang atau perusahaan yang memiliki dan menjalankan sebuah toko
Organisasi franchise
} Sebuah franchise akan mendapatkan lisensi untuk membuak usaha, dengan bantuan dari franchisor ke franchise.
ORIENTASI HARGA DAN PELAYANAN
} Kuadran 1: high service, low price – poor profit performance
Pada kuadran 1 peritel sendiri yang akan terkecoh dengan posisinya. Pada posisi ini berjangka pendek tetapi ada kemungkinan bahwa dalam jangka panjang mereka akan mengalami kesulitan untuk bisa bertahan dalam persaingan dengan para peritel baru.
} Kuadran 2: high service, high price – service-oriented positioning
Kuadran 2 merupakan strategi peritel yang berorientasi pada pelayanan terbaik. Peritel menawarkan berbagai bentuk pelayanan kepada konsumen disertai fasilitas lain.
} Kuadran 3: low price, low service – Price-oriented positioning
Tantangan bagi peritel di posisi ini banyak berdatangan dari para pesaing baru yang masuk dan memposisikan diri di kuadran 3. Dengan memilih segmen pasar dan menentukan target market, mereka menawarkan beragam potongan harga dan juga pelayanan khusus yang memang tidak cukup penting bagi konsumen.
} Kuadran 4: high price, low service – Poor value 3
Pada posisi ini berjangka pendek tetapi ada kemungkinan bahwa dalam jangka panjang mereka akan mengalami kesulitan untuk bisa bertahan dalam persaingan dengan para peritel baru. Konsumenlah yang merasa tertipu di kuadran 4.
Barang Dagangan yang Ditawarkan
- Bauran barang dagangan terdiri atas semua produk yang memungkinkan para peritel untuk menjangkau target konsumennya.
- Ada dua dimensi bauran dagangan, yaitu:
– kelebarannya (sempit-lebar)
– kedalamannya (dangkal-dalam)
KE MANA PERITEL MENJUAL DAGANGANNYA?
} Kebanyakan penjualan ritel mengambil tempat di dalam sebuah toko ritel, di mana konsumen akan pergi ke toko-toko ritel untuk berbelanja.
} Tidak menggunakan toko, tetapi melalui saluran seperti surat dan telepon.
DISTRIBUTION CHANNELS
} Vertical integration berarti bahwa sebuah perusahaan melakukan beberapa kegiatan bisnis seperti investasi oleh retailers di wholesaling atau manufacturing.
} Backward integration terjadi ketika suatu retailer melakukan beberapa kegiatan distribusi dan manufacturing; seperti gudang operasi.
} Forward integration adalah apabila seorang manufacturer nmelakukan aktivitas retailing; contohnya sebuah pabrik yang memiliki toko penjualan sendiri.
} Kenapa tidak langsung menjual ke konsumen dari pada lewat jalur distribusi? Karena Retailers melakukan fungsi value-creating. Fungsi penciptaan nilai adalah:
– Providing an assortment of products and services;
– Breaking bulk;
– holding inventory;
– providing services
Providing Assortments
} Sebuah manufacturer tidak mungkin dapat menjual beberapa produk, kecuali produknya sendiri, maka retailers mampu melakukan assortment untuk beberapa produk; contohnya di Carefour, konsumen dapat membeli berbagai barang.
Breaking bulk
Untuk mereduksi biaya transportasi, pabrik dan wholesaler mengirimkan produknya dalam jumlah besar, sedangkan retailers menawarkan barang kepada retailers dalam jumlah kecil
Holding inventory
} Fungsi utama retailers menjaga inventory yang sudah dipecah ke dalam beberapa ukuran yang kecil dan sesuai bagi konsumen.
Providing services
} Retailers memberikan jasa yang lebih memudahkan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk. Mereka juga menawarkan kredit sehingga konsumen dapat memperoleh produk sekarang dan membayar kemudian.
Assortment
} Dengan menyediakan assortment, memecah bulk, memegang inventory, dan memberikan jasa,retailers dapat meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen dari produk dan jasa mereka
STRATEGI BISNIS RITEL
} Strategi bisnis retail merupakan rencana keseluruhan yang memberikan arahan terhadap perusahaan retail seperti yang dinyatakan oleh Berman dan Evan (2007) bahwa A retail strategy is the overall plan guiding a retail firm. Strategi perdagangan eceran, lanjutnya, mempengaruhi aktivitas bisnis perusahaan dan responnya terhadap kekuatan pasar, seperti kompetisi dan ekonomi.
6 Langkah Perencanaan Strategi
} Menentukan jenis bisnis yang berkenaan dengan kategori barang atau jasa dan orientasi khusus perusahaan tersebut (seperti full service).
} Tentukan tujuan jangka panjang dan pendek untuk sales dan profit, pangsa pasar, citra, dan sebagainya.
} Tentukan target pasar berdasarkan karakteristik (seperti jenis kelamin dan level pendapatan) dan kebutuhan konsumen.
} Devise rencana jangka panjang, keseluruhan yang memberikan arahan umum untuk perusahaan dan perusahaannya.
} Implementasikan strategi intergral yang menggabungkan faktor-faktor seperti lokasi toko, product assortment, harga, dan iklan dan etalase untuk mencapai tujuan.
} Secara teratur mengevaluasi kinerja dan memperbaiki kelemahan atau masalah-masalah ketika diobservasi.
Levy dan Weitz mengulas dan membagi ke dalam tiga elemen yang diidentifikasi sebagai strategi perdagangan eceran.
} Target market merupakan segmen atau (segmen) ke arah mana para pedagang eceran rencanakan untuk memfokuskan sumber daya dan bauran ritelnya (retail mix).
} Ritel format menyebutkan tentang jenis bauran ritel (sifat barang dan jasa yang ditawarkan, kebijakan harga, program periklanan dan promosi, pendekatan desain toko dan visual merchandising (etalase atau penempatan barang), tipe lokasi) yang digunakan oleh pedagang untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan target marketnya
} A sustainable competitive advantage merupakan kekuatan bersaing perusahaan yang tidak mudah ditiru oleh pesaing dan dapat dipertahankan dalam periode waktu yang lama.
KONSEP PERDAGANGAN ECERAN
} The retailing concept menurut Levy dan Weitz adalah orentasi manajemen yang memfokuskan seorang pedagangeceran dalam menentukan kebutuhan target pasar dan memuaskan kebutuhan mereka lebih efektif dan efisen dari yang dikerjakan oleh pesaing. Pemilihan target pasar mengkonsentrasikan pedagang eceran pada grup konsumen yang akan dipenuhi kebutuhannya, dan pemilihan format ritel menandai bauran ritel yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen supaya puas. Para pedagang eceran yang berhasi dapat memuaskan kebutuhan konsumen dalam target segment merka lebih baik dari pada yang dilakukan oleh pesaingnya.
} Retail market adalah kelompok konsumen dengan kebutuhan yang sama (sebuah segmen pasar) yang dilayani oleh sekelompok pedagang eceran yang menggunakan format ritel yang sama untuk memuaskan mereka. Contoh format ritel seperti specialty store, department store, discount store, off-price store dan catalog. Sedangkan, contoh segment fashion seperti conservative, traditional, dan fashion forward.
Ada 4 prinsip dasar yang membentuk Konsep Perdagangan Eceran
} Customer Orientation. Pedagang eceran menentukan atribut-atribut dan kebutuhan konsumennya dan berusahan untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan mereka sepuas-puasnya.
} Coordinated Effort. Pedagang eceran mengintegrasikan semua rencana dan aktivitas untuk memaksimumkan efisiensi.
} Value-driven. Pedagang eceran menawarkan nilai tambah barang atau jasanya terhadap pelanggan, apakah nilai tersebut berskala tinggi atau diskon. Hal ini berarti menentukan harga yang cocok bagi level produk atau jasanya.
} Goal Orientation. Pedagang eceran menentukan goal dan kemudian menggunakan strateginya untuk mencapainya.
9 MITOS TERBANYAK MENGENAI USAHA ECERAN
} If You Build It, They Will Come
} Small Stores Can’t Compete With Chain Stores
} Your Best Customer Spends The Most
} Online Shopping will Replace Retailing
} Moving Your Store Will Hurt Your Business
} The Government has Free Money for Your Business
} The Customer is Always Right
} Good Help is Hard to Find
} You Can’t Make a Living in Retail